My name is Widi Asmoro.
Sambil menunggu waktu Sholat Jum’at tiba.

Banyak hal yang ada di pikiran ku saat ini dan membuat jadi tak tenang, gelisah.

Ms. Kira sampai berulang kali memerintahkan untuk tutup mata.

Don’t overthink. You know the song. You just think too much!”

“Relax! Shoulder down…”

“Zen……”

Latihan vokal Sabtu kemaren lebih mirip seperti penggemblengan militer. Jadi semakin banyak yang harus dipikirkan malahan. 😐

Saya mendatangi dokter lainnya untuk mendapatkan pendapat yang lain akan penyakit ini. Ada sekitar 2 janji temu pada dokter di rumah sakit yang berbeda. Hasilnya tetap sama, harus segera dilakukan tindakan. Penjelasan dokter kali ini lebih bisa dipahami karena terkadang ia menyempilkan bahasa Melayu. Atau bisa juga karena saya juga sudah mendapatkan penjelasan sebelumnya sehingga penjelasan kali ini seperti menyatukan kepingan puzzle.

Meskipun setelah cek biayanya jauh lebih mahal dari pada di Indonesia namun soal logistik dari cuti kerja, fasilitas dokter dan rumah sakit, hingga siapa nanti yang jaga anak-anak kalau ditinggal di Singapura, keputusan untuk berobat di Singapura jauh lebih memadai. Jadi ingat betapa pentingnya juga punya asuransi kesehatan. Beruntung yang ini dapat bantuan dari tempat kerja. Karena saya baru saja menghentikan asuransi saya yang di Indonesia namun belum sempat mendaftarkan lagi di Singapura.

Saat tengah bersantai di rumah, sebuah pesan singkat masuk:

“Assalamualaikum, denger2 lagi sakit dan sempet dirawat. Gimana sekarang pak? …. Syafakillah, semoga lekas sembuh dan jadi penggugur kesilapan.”

Keluarga Rinaldi pun datang menengok sampai malam. Juga Adit Ting-ting yang kebetulan ada tugas di Singapura. Lumayan bisa melepaskan kegelisahan sambil bersenda gurau.

Semoga sakit ini menjadi pelebur kesalahan di masa lalu saya. Amiin!